Nama gua Bona. Itu sebenernya nama yang dikasih teman-teman gue. Gue seorang anak cewek yang hobinya surfing. Ya dimana lagi lah kalau gak di internet. Seperti anak cewek lainnya di masa-masa SMA yang kata orang masa paling indah, gue juga gak kalah dengan remaja-remaja yang lain tapi dengan kadar yang lumayan rendah. Kalau mereka pacaran di masa-masa SMA, gue dengan kadar yang rendah hampir sama seperti mereka yang pacaran yaitu suka sama cowok. Dulu di masa SMP pun gue pernah ngerasain cinta tapi selalu gagal. Gue selalu berhenti di kadar yang sama. Gua cuma sebatas suka, sedangkan orang yang gue sukain gek pernah cinta sama gue. Tapi di SMA ini gua mencoba berubah. Siapa tau cerita gue akan berbeda disini.
Tapi khayalan berubah setelah negara api menyerang. Sampai detik ini saat gue duduk di kelas tiga SMA, dengan banyaknya cowok yang gue suka dan banyaknya saingan ungkapan "masih banyak ikan di laut..." belum terbukti di diri gue.
Dan setelah gue simpulkan ternyata ungkapan tadi masih ada lanjutannya "...tapi ingat banyak ikan, banyak juga nelayannya". Seperti ikan yang di ungkapkan tadi, gua ibarat nelayan dengan umpan cacing tanah yang lagi lomba dengan nelayan dengan pancingan mahal dengan umpan ikan palsu yang bermacam-macam. Gue kalah telak.
Di kelas satu SMA, tahun pertama gue di SMA, gue sudah suka sama kakak kelas gue yang saat itu duduk di kelas dua. Pertama kali gue liat dia waktu jadi pemimpin upacara. Seperti tersengat listrik hati gue langsung kejang dan memberi sinyal kalau dia sepertinya orang yang tepat. Sampai akhirnya gue memutuskan untuk berhenti suka saat gue di bangku kelas dua tahu kalau dia pacaran dengan teman sekelas gue. Hati gue sakit. Sesakit-sakitnya sakit hati. Memang sih gue gak pernah mencoba buat deket sama dia seperti sms atau telpon dia. Kita sebagai kaum hawa gak boleh memulai duluan dalam masalah percintaan. Kalau kita duluan yang menyatakan cinta, bagaimana cowok memandang kita?
Di kelas dua SMA setelah gue galau dengan kakak kelas, gue memutuskan buat suka dengan yang satu angkatan. Dia ikut basket dan jadi trendsetter di sekolah. Sebagai seorang trendsetter sudah pasti banyak yang suka. Gue sedikit pesimis dan pesimis gue itu meradang dan semakin hari semakin besar. Akhirnya gue memutuskan untuk berhenti.
Di penghujung kelas dua, gue bertemu dengan seorang cowok yang menurut gue biasa aja. Gue sebelumnya sama sekali gak ada feel sama dia. Tapi lambat laun gue akhirnya suka sama dia.
Disuatu sore yang indah gue iseng-iseng bertanya sama teman gue. Temen gue itu sedikit banyak bisa menerawang orang. Dan ternyata setelah setelah teman gue terawang ternyata si doi lagi suka sama anak sekolah lain.
Akhirnya gue tetapkan dalam hati kalau gue harus belajar dulu. Sepertinya Allah belum kasih kepercayaan gue buat pacaran dulu dan diarahkan buat belajar dulu. Sekian. :)
Salam Cinta, Bona :")":
